Kamis, 20 November 2014

2 Anak Muda ini Mendapatkan Omset Rp80 Juta/Bulan Berkat Tas Denim

Keunikan dan kenyamanan bahan jeans ternyata mampu menarik perhatian pelaku usaha untuk makin kreatif. Salah satu pebisnis memanfaatkan bahan jeans menjadi tas trendi secara maksimal adalah Dennis Briliant Wijaya dan Alfonsus Amanda Putra. Mengusung merek Lomberg Bags, dua sahabat asal Jakarta ini merintis bisnis sejak 2013 silam.

Latar belakang Dennis dan Alfons terjun ke bisnis ini ternyata bermula dari hobi mengenakan celana jeans. Kala itu, mereka terpikir untuk membuat produk dari bahan denim. Kalau produk celana atau baju sudah banyak dijual di pasaran. Makanya, kami mencoba membuat tas untuk anak muda berbahan jeans, tutur Dennis.

Untuk material, mereka menggunakan bahan berjenis dry denim dan washed denim. Berbeda dengan kain pada umumnya, kedua bahan ini bisa menimbulkan efek pudar yang khas (fading). Kesan ini dianggap sebagai suatu seni oleh para pecinta jeans. Berpatokan pada tren dan selera pribadi, Dennis dan Alfons awalnya membuat tas ransel bermodel klasik (vintage). Seiring berjalannya waktu, mereka terus berinovasi sehingga melahirkan beberapa jenis tas a.l. backpack, rucksack, sling bag, dan messenger bag.

Produk Lomberg Bags dibanderol dengan harga bervariasi mulai dari Rp145.000Rp239.000 per buah. Harga tersebut terbilang ramah di kantong dan sesuai dengan target konsumen mereka, yaitu anak sekolah dan mahasiswa. Dari hanya iseng-iseng, kedua sahabat ini berhasil membukukan omset sebesar Rp80 jutaRp100 juta setiap bulan.

Keunikan tas denim dibanding tas lain terletak di material atau bahannya. Oleh karena itu, pelaku usaha di bidang ini berusaha menawarkan bahan denim berkualitas dan tahan lama. Dennis dan Alfons, juga menyerahkan proses produksi ke salah satu konveksi di Bandung. Hal ini dilakukan agar efisien dan mereka tak perlu memikirkan biaya untuk membayar karyawan tetap. Kendati demikian, Dennis dan Alfons tetap mendesain tas denim sendiri. Kami biasanya mencari referensi desain di internet. Setelah itu, kami mencoba melakukan riset kecil-kecilan ke pelanggan. Kalau mereka suka produk yang kami buat, kami akan mempertimbangkan untuk memproduksinya dalam jumlah banyak, ujar Dennis. Seiring berjalannya waktu, bisnis Lomberg Bag terus menanjak. Jika dulu kedua sahabat ini memulai bisnis dari hanya 2 lusin tas, kini mereka mampu memproduksi 500 tas denim setiap bulan.

Dennis dan Alfons memasarkan produk Lomberg Bag di dunia maya melalui situs www.lombergbags.com. Selain itu, mereka juga memanfaatkan forum Kaskus.co.id dan media sosial, yaitu Twitter dan Instagram. Senada dengan David, duo pemilik Lomberg Bags juga membuka sistem resellerr bagi para konsumen yang ingin menjual tas denim. Dennis mengklaim memiliki 100reseller yang tersebar di beberapa daerah, misalnya Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya. Kebanyakan reseller kami adalah anak-anak muda yang juga gemar menggunakan tas trendi, katanya.
Soal peluang, Dennis optimistis dengan prospek bisnis tas denim. Kendati banyak kompetitor bermunculan, mereka yakin bisa eksis dan meraup pangsa pasar yang lebih luas. Selah satu caranya yaitu tak berhenti berinovasi dan mengikuti tren yang digemari anak muda masa kini.

Tren denim itu berlangsung sepanjang masa. Buktinya terlihat dari produk celana jeans yang memiliki banyak penggemar. Untuk bertahan di pasar, kami harus menghasilkan produk berkarakter dan otentik. Dari situ, saya berharap tas denim terus diminati oleh masyarakat. ujar Dennis.


Sumber : http://entrepreneur.bisnis.com/read/20140813/263/249631/2-anak-muda-ini-raup-omset-rp80-jutabulan-berkat-tas-denim