Keunikan dan kenyamanan bahan jeans ternyata mampu menarik perhatian pelaku usaha untuk makin kreatif. Salah
satu pebisnis memanfaatkan bahan jeans menjadi tas trendi secara
maksimal adalah Dennis Briliant Wijaya dan Alfonsus Amanda Putra.
Mengusung merek Lomberg Bags, dua sahabat asal Jakarta ini merintis
bisnis sejak 2013 silam.
Latar belakang Dennis dan Alfons terjun
ke bisnis ini ternyata bermula dari hobi mengenakan celana jeans. Kala
itu, mereka terpikir untuk membuat produk dari bahan denim. Kalau produk
celana atau baju sudah banyak dijual di pasaran. Makanya, kami mencoba
membuat tas untuk anak muda berbahan jeans, tutur Dennis.
Untuk
material, mereka menggunakan bahan berjenis dry denim dan washed denim.
Berbeda dengan kain pada umumnya, kedua bahan ini bisa menimbulkan efek
pudar yang khas (fading). Kesan ini dianggap sebagai suatu seni oleh
para pecinta jeans. Berpatokan pada tren dan selera pribadi,
Dennis dan Alfons awalnya membuat tas ransel bermodel klasik (vintage).
Seiring berjalannya waktu, mereka terus berinovasi sehingga melahirkan
beberapa jenis tas a.l. backpack, rucksack, sling bag, dan messenger
bag.
Produk Lomberg Bags dibanderol dengan harga bervariasi mulai
dari Rp145.000Rp239.000 per buah. Harga tersebut terbilang ramah di
kantong dan sesuai dengan target konsumen mereka, yaitu anak sekolah dan
mahasiswa. Dari hanya iseng-iseng, kedua sahabat ini berhasil
membukukan omset sebesar Rp80 jutaRp100 juta setiap bulan.
Keunikan
tas denim dibanding tas lain terletak di material atau bahannya. Oleh
karena itu, pelaku usaha di bidang ini berusaha menawarkan bahan denim
berkualitas dan tahan lama. Dennis dan Alfons, juga menyerahkan
proses produksi ke salah satu konveksi di Bandung. Hal ini dilakukan
agar efisien dan mereka tak perlu memikirkan biaya untuk membayar
karyawan tetap. Kendati demikian, Dennis dan Alfons tetap
mendesain tas denim sendiri. Kami biasanya mencari referensi desain di
internet. Setelah itu, kami mencoba melakukan riset kecil-kecilan ke
pelanggan. Kalau mereka suka produk yang kami buat, kami akan
mempertimbangkan untuk memproduksinya dalam jumlah banyak, ujar Dennis.
Seiring berjalannya waktu, bisnis Lomberg Bag terus menanjak. Jika dulu
kedua sahabat ini memulai bisnis dari hanya 2 lusin tas, kini mereka
mampu memproduksi 500 tas denim setiap bulan.
Dennis dan Alfons
memasarkan produk Lomberg Bag di dunia maya melalui situs
www.lombergbags.com. Selain itu, mereka juga memanfaatkan forum
Kaskus.co.id dan media sosial, yaitu Twitter dan Instagram. Senada
dengan David, duo pemilik Lomberg Bags juga membuka sistem resellerr bagi
para konsumen yang ingin menjual tas denim. Dennis mengklaim memiliki
100reseller yang tersebar di beberapa daerah, misalnya Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Solo, dan Surabaya. Kebanyakan reseller kami adalah
anak-anak muda yang juga gemar menggunakan tas trendi, katanya.
Soal
peluang, Dennis optimistis dengan prospek bisnis tas denim. Kendati
banyak kompetitor bermunculan, mereka yakin bisa eksis dan meraup pangsa
pasar yang lebih luas. Selah satu caranya yaitu tak berhenti berinovasi
dan mengikuti tren yang digemari anak muda masa kini.
Tren denim
itu berlangsung sepanjang masa. Buktinya terlihat dari produk celana
jeans yang memiliki banyak penggemar. Untuk bertahan di pasar, kami
harus menghasilkan produk berkarakter dan otentik. Dari situ, saya
berharap tas denim terus diminati oleh masyarakat. ujar Dennis.
Sumber : http://entrepreneur.bisnis.com/read/20140813/263/249631/2-anak-muda-ini-raup-omset-rp80-jutabulan-berkat-tas-denim